Ihab Al-Ashqar, seorang remaja Gaza berusia 14 tahun, tersenyum pahit saat menjelaskan mengapa ia tidak merasakan kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
“Semua perbatasan ditutup. Mereka (Israel) sedang membunuh kami perlahan,” katanya Ihab pedih.
Sebagaimana hampir 1,6 juta orang di Gaza, Ashqar kehilangan kegembiraan bahwa Ramadhan adalah bulan istimewa bagi seluruh muslim tiap tahunnya.
Tahun ini, bulan suci Ramadhan mendatangi Gaza yang sedang dilingkupi oleh barbarisme perang Israel dan tercekik oleh pengepungan bangsa Zionis.
“Hati kami dan rumah kami disesaki duka dan kesedihan,” kata Huda Al-Astal membatin.
“Hidup kami merana. Kami hampir tidak dapat bernafas.”
Israel telah mengisolasi wilayah Gaza dan penduduknya dari dunia sejak Hamas terpilih untuk berkuasa pada tahun 2006, serta menutup semua perbatasan.