Jumat, 02 Oktober 2009

Sebenarnya mimpi itu apa sich ??


I. PENGERTIAN
الرؤيا" " adalah mufrod dari ""رؤى yang berarti sesuatu yang dilihat manusia dalam tidurnya. Dikatakan رأيت عنك رؤى حسنة (aku bermimpi baik tentangmu).

Perbedaannya dengan hulm
الحلم, والحام" artinya mimpi sedang bentuk jamaknya adalah أحلام" ".Dikatakan "حلم يحلم " jika seseorang bermimpi. Dan "حلم يه وحلم عنه" jika seseorang

tentang orang lain atau melihatnya dalam mimpi. Dan "تحلم" jika seseorang mengaku bermimpi tetapi bohong.
Dengan demikian kata ru'ya dan hulm masing-masing menunjukkan arti sesuatu yang dilihat oleh orang dalam tidurnya. Akan tetapi kata ru'yah lebih banyak dipakai untuk mimpi baik sedang kata hulm lebih cenderung digunakan dalam mimpi buruk, tetapi masing-masing kata bisa digunakan untuk makna yang lain. [Lisanul Arab,12/145]
Jadi kata ru'ya dan hulm adalah sinonim. Tetapi kata ru'yah lebih banyak digunakan untuk mimpi yang baik sedang kata hulm untuk mimpi yang buruk. Perbedaan ini menurut Al Qosimi diletakkan oleh syar'ie untuk memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Adapun tentang hakikat mimpi, Ibnu Qoyyim berkata, "Ia adalah beberapa perumpamaan yang diberikan oleh malaikat yang ditugasi oleh Allah dalam masalah mimpi sehingga orang yang bersangkutan dapat mengambil pelajaran atas hal yang sama dan menta'birkannya dengan sejenis. [I'lamul muaqqi'in,1/252]

II. MACAM-MACAM MIMPI
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhori Muslim tentang mimpi, disebutkan bahwa mimpi terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, mimpi tentang berita gembira yang datang dari Allah. Kedua, mimpi yang merupakan bisikan manusia terhadap jiwanya. Ketiga, mimpi karena perdayaan setan. [Petunjuk Nabi tentang mimpi hal.53]
Kemudian didalam hadits shohih dari Auf bin Malik juga disebutkan bahwa mimpi itu ada tiga macam. Pertama, penakut-nakut setan sehingga manusia menjadi sedih. Kedua, sesuat yang diinginkan oleh seseorang saat ia jaga, sehingga terbawa dalam mimpi. Ketiga, mimpi merupakan satu bagian dari 46 kenabian. [Mukhtashor Shohih Bukhori, kitab ta'bir, bab ru'ya sholihin hal 495]
Berdasarkan keterangan dari hadits Nabi maka dapat disimpulkan bahwa mimpi-mimpi garis besarnya ada dua macam
Pertama, mimpi yang baik. Ia adalah berita gembira dari Allah, bahkan ia dianggap sebagian dari kenabian. Sebagaimana mimpi yang dialami oleh para Nabi, orang-orang sholeh dan semisalnya. Mimpi tersebut juga bisa berlaku kepada selain mereka, tetapi sangat jarang terjadi.
Kedua, adhghats (mimpi yang buruk) dan ia terdiri dari beberapa macam. Diantaranya berupa penakut-penakut dan permainan setan untuk membuat sedih manusia. Seperti bermimpi memotong kepalanya sendiri. Sebagaimana diceritakan oleh seseorang kepada nabi, maka nabi bersabda,
"Jika setan mempermainkan salah seorang diantara kalian dalam tdurnya, maka janganlah sekali-kali ia menceritakannya kepada orang lain."
Termasuk adhgots adalah mimpi basah. Termasuk juga orang yang membisikkan sesuatu kepada dirinya sendiri serta sesuatu yang ia ingini saat terjaga lalu hal yang sama ia lihat dalam mimpinya. Atau sesuatu itu sangat ia dambakan, lalu mucul dalam mimpi. Juga orang yang bermimpi melihat malaikat yang menyuruhnya untuk berbuat maksiat atau sejenisnya dari hal-hal yang mustahil.

III. PENTINGNYA MIMPI DAN KEDUDUKANNYA MENURUT ISLAM
Mimpi memiliki kedudukan yang tinggi dalam islam. Bukti yang jelas adalah bahwa ia ada dan disebutkan dalam kitabullah dan sunnah Rosul-Nya.
Misalnya, al-qur'an mengisahkan tentang keinginan Ibrohim menyembelih puteranya karena mimpi yang ia alami, dan sang putera Isma'il mematuhinya. Allah berfirman:
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrohim, ibrohim berkata, "hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!". Ia menjawab "hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,insya Allah kamu akan mendapatiku tearmasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrohim telah meambaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Dan kami panggilah dia: "hai ibrohim, sesungguhnya kamu tealah membeanarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." [As Soffat, 102-10 ]
Dalam surat lain juga terdapat tentang mimpi para nabi. Diantaranya mimpi nabi Yusuf, mimpi kedua kawannya ketika berada di penjara serta mimpi raja. Kemudian mimpi Nabi ketika perang badar [Al Anfal, 43], dan mimpi beliau tentang masuknya ke mekkah bersama para sahabatnya dengan aman, dan ternyata mimpi itu terwujud dalam tahun pembukaan Fatkhu Mekkah. [ Al Anfal, 27]
Allah menganugerahi Nabi Yusuf pengajaran bagaimana mentakwilkan mimpi. Allah berfirman :
"Dan demikianlah Tuhanmu memilihmu untuk menjadi nabi dan diajarkannya kepadamu sebagian dari takwil ahadits.” [ Yusuf, 6]
Para ahli afsir berkata, "Yang dimaksud dengan ahadits dalam ayat diatas adalah mimpi". Tetapi perlu diketahui bahwa mimpi nabi itu adalah hak dan wahyu. Mimpi mereka tidak seperti umumnya mimpi kebanyakan orang. Dan kita singgung ayat-ayat yang berkaitan dengan mimpi para nabi karena didalamnya terdapat keterangan tentang kedudukan mimpi tersebut.
Mimpi juga terjadi sebelum islam, dan ia menjadi satu pertanda bagi kenabian Muhammad. diriwatkan bahwa nabi bersabda:
"Sesungguhnya aku adalah abdullah dan penutup para nabi dan sungguh ketika itu Adam masih terlentang di tanah dan kelak akan kukabarkan kepada kalian tentang yang demikian;seruan bapakku ibrohim, berita gembira dari Isa tentang diriku dan mimpi-mimpi segenap umatku, juga para ibu-ibu nabi-nabi bermimpi. Dan bahwasannya ibu nabi n ketika melahirkan bermimpi melihat cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam. [ H.R Muslim,dalam musnadnya, 2/127]
Disamping kedudukannya yang agung tersebut, mimpi juga memiliki banyak manfaat. Jika kita renungkan mimpi Rosulullah dalam masalah perang badar, tentu kita ketahui bahwa mimpi tersebut sangat berarti bagi pasukan dalam masalah pembukaan kota Mekkah. Mimpi tersebut sangat berpengaruh bagi kemantapan dan keteguhan umat islam, sekaligus ia merupakan salah satu diatara tanda-tanda kekuasaan Allah yang besar. Lalu, mimpi raja Mesir dan Nabi Yusuf yang karenanya bisa mendatangkan kebaikan dan kenikmatan yang melimpah, berbagai hajat dan kebutuhan dapat dipenuhi. Bahkan karena mimpi itu pula Nabi Yusuf memiliki kedudukan terhormat ditengah-tengah masyarakatnya. Perhatikan pula Abdullah bin Yazid dan Umar bin Khattab dalam masalah adzan dan iqomah, sehingga mimpi tersebut menjadi sebab disyare'atkannya adzan dan iqomah, suatu syi'ar yang paling agug diantara syi'ar-syi'ar yang ada.
Manfaat serta hasil mimpi parta Nabi dan orang-orang sholeh sungguh tak terhingga. Ia termasuk diantara nikmat Allah kepada hamba-Nya, sebagai kabar gembira bagi orang-orang mukmin, peringatan bagi orang-orang yang lupa dan berpaling serta sebagai hujjah atas orang-orang yang yang menentang. Betapapun, mimpi adalah ciptaan Allah yang mengagumkan, sehingga menjadikan iman umat islam semakin teguh. Kenyataan ini tidak dipungkiri oleh para ahli ilmu bahkan hingga oleh mereka yang dikenal sebagi rasionalis. Dan hanya orang-orang atheis saja, dan segolongan kecil kaum mu'tazilah yang mengingkari mimpi.


IV. ADAB-ADAB MIMPI

Adab agar mimpinya benar.
Ibnul Qoyyim berkata, "Siapa saja yang ingin mimpinya benar, hendaknya ia berlaku benar, makan hanya dari yang halal serta menjaga semua perintah dan larangan. Ia harus tidur dalam keadaan suci yang sempurna, mengahadap kiblat lalu berdikir kepada Allah sampai ia tertidur. Sedang mimpi yang paling benar dan jujur adalah yang terjadi pada wakatu menjelang fajar. Sebab saat itulah adalah waktu turunnya ilahi (ke langit dunia), dekatnya rahmat dan ampunan serta saat tenangnya segenap setan. Sebaliknya mimpi yang paling dusta adalah yang terjadi pada waktu sholat isya'. Sebab pada waktu itu setan-setan bergentayangan dan ruh-ruh jahat berkeliaran. [ Madarijus sholihin, 1/76]
Jadi, agar mimpi seorang mukmin itu benar dan jujur hendaknya ia bertaqwa kepada Allah, baik di waktu sunyi maupun terang-terangan. Ia hendaknya berlaku benar dalam segala keadaannya, selalu menjaga adab tidur, membaca do'a-do'a ajaran Rosul sebelum tidur serta beberapa wirid yang membentenginya dari godaan setan. Di samping itu ia juga harus menjaga keseimbangan tubuh, sehingga tidak terlalu kenyang atau terlau lapar. Lalu, ia juga harus bersungguh-sungguh dalam berdo'a kepada Allah, sehingga menjadikannya diantara orang-orang yang bertaqwa dan jujur, baik dalam keadaan jaga maupun tidur.

Adab mimpi yang baik
Hendaknya ia memuji Allah atasnya sekaligus berdo'a agar mimpi tersebut menjadi kenyataan. Lalu menceritakannya kepada orang yang senang kepada dirinya serta orang yang diketahui kecintaannya, sehingga ia juga ikut merasa gembira dan mendo'akan. Sebaliknya ia tidak boleh menceritakan kepada orang yang membencinya, sehingga tidak mengganggunya dengan takwil-takwil sesuai dengan hawa nafsunya atau berusaha menghilangkan nikmat tersebut dari padanya karena dorongan iri dan dengki. Sebab orang yang mendapatkan nikmat selalu ada yang merasa iri. Rosul bersabda,
"Jika seseorang dari kalian mendapatkan mimpi yang disenanginya maka sesungguhnya itu adalah dari Allah karena itu hendaklah ia memuji Allah atasnya, lalu menceritakannya kepada orang lain. Dan jika mendapat mimpi yang lain(mimpi buruk) yang dibencinya, ketahuilah ia dari setan, karena itu ia berlindung kepada Allah dari kejahatannya dan tidak menceritakannya kepada seorangpun. Dan sesungguhnya ia tidak akan membahayakan dirnya. [H.R Bukhori, kitab Ta'bir bab ru'ya minallah(12/385, Fatkhul Bari)]

Adab mimpi yang tidak disukai
Pertama, membaca ta'awudz dari kejahatannya.
Kedua, menyembur tiga kali seketika bangkit dari tidur kesisi kiri. Hal tersebut untuk mengusir setan serta merendahkannya.
Ketiga, hendaknya ia tidak menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain, karena ditakutkan ia serta merta mentakwilkan mimpi tersebut dengan sesuatu yang buruk, hal yang tentu bisa menggoncangkan jiwanya.
Keempat, melakukan sholat saat bangun dari tidur. Karena setan jauh dengan orang yang melakukan sholat dan dekat dengan Allah.
Kelima, mengubah posisi tidur semula.
Dan hal lain yang mewakili semuanya itu adalah sholat. Hal itu karena bila seorang muslim berdiri menegakkan sholat otomatis dia telah mengubah posisi dirinya. Juga berarti meludah dan menyembur saat ia berkumur-kumur ketika wudlu, dan dia pula berta'awudz sebelum membaca. Lalu dia berdo'a kepada Allah dalam keadaannya yang paling dekat kepada Allah. Dan diantara do'a yang diperintahkan Rosul adalah sebagi berikut;
"Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat-kalimat-Nya yang Maha Sempurna dari kemurkaan-Nya dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya serta dari bisikan-bisikan setan dan dari kedatangannya. [Disahkan oleh Albani di dalam Shohih Abi Daud, 2/737 diriwayatkan oleh Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya]
"Aku berlindung kepada Allah dari apa yang berlindung kepada-Nya para malaikat Allah dan segenap Rosul-Nya dari kejahatan apa yang kulihat dalam mimpiku agar tidak menimpaku sesuatu yang kubenci di dunia dan di akhirat. [H.R Ibrohim An Nakho'I, disohihkan isnadnya oleh Ibnu Hajar dalam Fatkhul Bari, 12/388]


Produced by: abdul ghofur

0 komentar:

Posting Komentar