Senin, 29 Juni 2009

Ahlu Kuburiyah


Bermula ketika berlalu masa diutusnya Nabi Adam yang penuh dengan ketauhidan, yang mana banyak dari orang-orang sholeh yang hidup dimasa beliau meninggal dunia sehingga tak tersisa melainkan

orang-orang yang masih jahil tentang ilmu agama (tauhid). Wal hasil banyak diantara mereka yang melakukan amalan atas dasar taqlid (ikut ikutan), oleh sebab itu mereka merasa sangat sedih tatkala orang yang mereka ikuti dan banggakan tersebut wafat. Dan akhirnya setanpun melancarkan misinya untuk membawa mereka, yang berakhir kepada kesyirikan.
Begitulah syirik menancap dalam jiwa manusia beberapa waktu lamanya (10 abad) setelah Wafatnya Adam. setelah itu Allah mengutus Nabi Nuh untuk mengajak manusia agar mau meninggalkan perbuatan istighatsah dan isti'anah dengan ahli kubur. Tetapi manusia tak mau menerima dakwah beliau, bahkan mereka tetap bersikeras melakukan hal tersebut.
Kemudian Nabi demi Nabi berdatangan, tetapi setan tetap berjuang keras untuk menyeret manusia ke jalan syirik kepada Allah. Pada masa Nabi Ibrahim, setan merayu manusia untuk menyembah bintang-bintang dan menyakini bahwa benda–benda tersebut merupakan wasithah antara sang khalik dan makhluknya. Kemudian datanglah putranya isma'il untuk melanjutkan penebaran millah Ibrahim, sehingga beliau banyak merekrut manusia untuk melakukan haji dan umrah waktu itu.
Akan tetapi setelah berlalunya masa beliau, sinar kenabian kian pudar, tauhid semakin tenggelam sehingga terbuka lebarlah pintu kegelapan dan kesesatan. Di sinilah muncul Amr Ibnu Luhay al Khuzai dengan membawa patung-patung, yang mana dia mengajarkan manusia bagaimana cara mengagungkan patung, wal akhir diapun merubah peradaban Makkah yang agamis (tauhidik) menjadi peradaban yang paganis.
Sampai ketika datangnya Rasulullah, manusiapun masih berada dalam kondisi kejahiliyahan. Maka dengan segera Rasulullah mendakwahkan apa yang turun (wahyu tentang bertauhid) kepada beliau yakni untuk memberantas kesyirikan yang telah merasuk dan menyebar dikalangan umatnya. Selama di Makkah (13 tahun) beliau mengajak umat manusia kepada Allah, setelah itu beliau hijrah dalam rangka mendakwahkan tauhid dan pada akhirnya tersebarlah tauhid ini di penjuru dunia sehingga semakin luaslah wilayah negeri islam.
Akan tetapi setan musuh yang nyata bagi manusia pun tak kenal lelah dalam mengejar dan menjerumuskan mereka. Sehingga ia menawarkan barang dagangannya yang sudah lama tidak laku (kesyirikan) kepada orang awwam yang telah melemah dan mengendor imannya serta telah kacau aqidahnya, karena banyaknya budaya-budaya yang masuk ketika meluasnya wilayah islam ini.
Yang Dengan melalui para musuh islam setan merasuk dan merusak umat, dan musuh islam melihat bahwa tak mungkin mencoreng islam dan menghabisi islam melainkan dengan menghidupkan sunnah orang Yahudi dan Nasrani (mengagungkan kuburan orang-orang sholeh). Wal hasil setanpun ikut sepakat dan akhirnya musuh (setan dan musuh islam) pun mampu merengkuh manusia untuk melaksanakan apa yang mereka ajarkan tersebut. Dan sampai saat inipun hal tersebut masih ada di sebagian tempat, bahkan berkembang pesat sesuai perkembangan zaman ini.

B. Fase Yang Dilewati Dalam Penyimpangan Ini
Misteri ini melalui banyak jenjang untuk merasuk dan melangsungkan hubungan gelapnya dengan manusia, bahkan di setiap periode dan masa sudah dipersiapkan (oleh setan)suntikan kesyirikan dan kesesatan,yang menyerupai narkotik sehingga bisa membuat orang kecanduan.
Mamduh Farhan al Buhairi menyebutkan fase yang dilalui manusia dalam melakukan hubungan gelapnya dengan kuburan antara lain :
1. Taqdis (mengkultuskan) orang yang dikubur dan menjadikannya suatu simbol yang diyakini memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Mereka juga menyakini bahwa mengagungkan pemilik kuburan merupakan jalan keselamatan, kebahagiaan, kesembuhan dan keberkahan, Na'udzubillah min dzalik. Sebagaimana yang diajarkan oleh setan.
2. Menyakini keberkahan kuburan.Sehingga banyak kita dapati dibeberapa tempat, orang berziarah dengan mengusap-usap kuburan dan menciumnya bahkan membawa pulang tanahnya untuk dijadikan azimat.
3. Menjadikan orang yang dikubur sebagai wasithah (perantara) antara dirinya dan Allah. Banyak diantara mereka yang menyakini bahwa para wali tersebut memiliki kedudukan disisi Allah sehingga banyak pula diantara mereka yang bertawassul kepada para wali dalam berdo'a.
4. Istighatsah dan memohon hajat. mereka menyakini bahwa para wali dalam kubur bisa memenuhi hajat dan mengeluarkan mereka dari kesulitan.na'udzubillah
5. Menjadikan kuburan sebagai berhala. Dengan mendirikan bangunan diatasnya dan menghiasinya. Sampai-sampai mereka thawaf, berziarah dan menyembelih untuknya.
6. Menjadikan kuburan sebagai mansak (tempat perayaan dan ritual). Mereka berkumpul pada waktu tertentu dengan membawa sesaji dalam rangka melaksanakan ritual mereka.
Inilah tahapan–tahapan yang dilalui oleh setan untuk menjerumuskan dan menyesatkan manusia. Dan mayoritas para kuburiyun saat sekarang telah melewati semua jenjang dan tahapan tersebut. Sehingga setan telah berhasil menipu mereka dan ia juga yakin bahwa mengagungkan kuburan adalah cara paling sukses untuk merenggut dan menyesatkan manusia.
C. Sebab-sebab tersebarnya fenomena ini
Pada hakekatnya setiap sesuatu yang muncul pastilah ada beberapa sebab akan kemunculannya, dan setiap penyakit yang ada pasti memiliki gejala-gejala serta sebab-sebab yang mungkin bagi kita untuk mengetahuinya. Sehingga kita bisa bersegera mencari obat untuk penyakit yang sedang kita derita.
Adapun penyebab munculnya penyakit yang sekarang banyak di derita oleh manusia, penyakit yang sangat berbahaya dan mengancam kehidupan mereka saat ini;Bahkan merupakan pangkal kerusakan bagi umat, yang berupa kuburiyah (pengagungan terhadap kuburan).
Mamduh Farhan al Buhairi memaparkan sebab dan gejala yang terpenting dalam fenomena ini yakni antara lain :
1. Bodoh dan jahilnya manusia terhadap ilmu dan hukum-hukum agama. sehingga mereka bertindak sekehendak hatinya tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi serta madharat yang akan menimpanya.
2. Berbaur dan banyaknya budaya-budaya yang ada. sehingga Banyak yang mengerjakan amalan atas dasar taqlid serta mengikuti kemayoritasan.
3. Fanatisme terhadap pendapat tokoh. Sehingga dia tidak mau menerima pendapat dari selain tokohnya tersebut serta menganggap diri mereka sendirilah yang benar.
4. Mengutamakan akal diatas wahyu. Sehingga mereka berbicara, berfatwa menurut akal dan pemahaman sendiri tanpa merujuk kepada khoirulqurun dalam memahami ayat ataupun hadits Nabi, wal hasil mereka sesat lagi menyesatkan.
5. Tasyabbuh (menyerupai)pada orang kafir. Dalam hal yang berkenaan dengan kehidupan mereka.
6. Adanya terjemahan buku-buku filsafat yang banyak mengandung pemikiran-pemikiran yang sesat dan menyesatkan. Antara lain ketika Ibnu Arabi berkata :
"Maka ia memujiku dan aku memujiNya
Ia menyembahku dan aku menyembahNya
Pada satu saat aku mengakuiNya
Dan pada sering kali aku mengingkariNya"
Al-Hallaj berkata "Saya kafir dengan agama Allah, dan kafir wajib bagi saya sedang bagi kaum muslimin adalah buruk"
Diantara mereka ada juga yang mengatakan "Barangsiapa berkata bahwa yang ada di alam semesta ini adalah selain Allah maka ia telah kafir". Na'udzubillah min dzalik
Mungkin inilah diantara sebab-sebab muncul dan tersebarnya fenomena kuburiyah ini, semoga Allah melindungi kita dari kesesatan dan bahayanya penyakit ini.

D. Bentuk-bentuk Penyimpangan Kaum Ini
Setiap masa, penyimpangan ini memiliki bentuk yang berbeda, menurut waktu dan versi serta tempat kejadian dan adapun diantara bentuk pelanggaran yang sampai saat ini masih mereka lakukan antara lain :
1. Membangun masjid diatas kuburan
Rasulullah telah berwasiat dalam sabdanya "Laknat Allah untuk orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi sebagai masjid-masjid"
Dari jundub bin Abdullah al Bajali,mendengar Nabi bersabda :"Ingatlah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan Nabi-Nabi dan orang-orang sholeh sebagai masjid-masjid, ingatlah jangan menjadikan kuburan sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang kalian dari hal itu"
Jumhur Hanabilah berfatwa dengan hadits Rasul yang diriwayatkan Abu Sa'id al Khudri dari rasulullah : "Bumi seluruhnya adalah masjid selain kuburan dan kamar mandi"
Ulama thaif pada umumnya melarang perbuatan ini, adapun Maliki dan Syafi'I mengharamkan hal ini.
2. Bersafar untuk berziarah kubur dan tabarruk dengannya
Diriwayatkan dari Abu Said al Khudri dia berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda : "tidak boleh diikat : janganlah kamu mengikat pelana-pelana unta kecuali untuk mendatangi tiga masjid : masjidku ini, masjidil haram,dan masjidil aqsha'."
3. Menerangi kuburan dengan lampu
Karena hal ini merupakan bid'ah dan menyia-nyiakan harta. Rasul bersabda :"sesungguhnya Allah membenci untuk kalian tiga perkara :'katanya dan katanya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya'." Ibnu Hajar al haitami dalam kitabnya al Zawajir beliau mengisyaratkan bahwa hal ini termasuk dosa besar.
4. Membangun kuburan dan menulisnya
Dari jabir a dia berkata : "Rasulullah melarang menyemen kuburan dan duduk diatasnya, serta mendirikan bangunan di atasnya" Imam Nawawi dalam kitab majmu' menyatakan "Imam syafi'i dan para sahabat mengatakan bahwa merupakan hal yang dibenci adalah menembok kuburan, menulisi nama yang mati dan membangunnya.
5. Menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan dan ritual ibadah
Rasulullah melarang dalam sabdanya : "Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai ied (tempat perayaan) dan jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan."
Sampai-sampai beliau berdoa dan memohon kepada Allah "yaa Allah, janganlah engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah" . ibnu taimiyah berkata "shalat dikuburan hukumnya makruh dan haramkan oleh madzhab imam Ahmad"
6. Nadzar dan menyembelih untuk kuburan
Sesungguhnya kedua hal ini termasuk dalam ibadah, jadi seseorang tidak boleh mengarahkannya melainkan hanya kepada Allah
Semata. Dari Ali berkata, Nabi bersabda : "Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah" wallahu a'lam bishowab



Maraji' :
 Imathat al-Litsam wa kabh al-Auham, Mamduh Farhan al-Buhairi/ kuburan agung. Pustaka Darul Haq.
 Fatawa Lajnah Daimah lil buhuts wa Ifta', syaikh Ahmad bin Abdur Razzaq ad Duwaisy.
 Fiqh al Ad'iyyah wa Adzkaar, Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al Badad.
 Jaami'ul Masail, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah.
 Majmu' Fatawa wa Rasail, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin.
 Syifaaus Shudur fi Ziyarati wa Masyahidi wal Qubur, Mar'a bin Yusuf al Karmi al Hanbali

0 komentar:

Posting Komentar