Menuntut Ilmu

Seandainya tanpa ilmu, maka manusia itu ibarat binatang

Lebih Dekat Dengan Qur'an

Tidaklah sekelompok orang berkumpul untuk mempelajari al-Quran, melainkan akan turun kepada mereka berkah dari Allah.

Jangan Lupa Qiyamul Lail

Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.

Sholat berjamaah

mari semangat sholat lima waktu di masjid.

Halaqoh Quran

Hidup Makmur, Mulia dan Bahagia bersama Al Quran.

Rabu, 02 Mei 2012

Membongkar Kuburan

Membongkar kuburan di dalam bahasa Arab sering disebut dengan istilah “ Nabsyu al Qubur “. Nabsy berarti menampakkan sesuatu yang dulunya tersembunyi, atau mengeluarkan sesuatu dari dalam tanah. Maka an-Nabbasy adalah orang yang profesinya membongkar kuburan untuk  mengambil ( mencuri ) kain kafan atau barang berharga lainnya yang dikubur bersama mayit. ( al Fayumi, al Misbah al Munir : 350 )
Para ulama telah sepakat bahwa membongkar kuburan untuk  mengambil ( mencuri ) kain kafan darinya atau hanya karena iseng dan tidak ada kepentingan darinya adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam, karena perbuatan tersebut bertentangan dengan prinsip penghormatan terhadap manusia. Karena manusia ini terhormat ketika hidup dan ketika mati, sebagaimana firman Allah swt :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
“ Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam “ ( Qs Al Isra’ : 70 )
Perbuatan trersebut juga bertentangan dengan hadist Aisyah radhiyallahu ‘anha: bahwasanya Rosulullah saw bersabda
كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا
“ Bahwa memecahkan tulang mayit seperti memecahkannya pada waktu dia hidup “ ( Hadist Shahih Riwayat Abu Daud, no : 2792, Ibnu Majah, no : 1605, dan  Ibnu Hibban, no : 3167 )

Mayoritas ulama, termasuk di dalamnya empat madzhab, yaitu  Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah menyatakan bolehnya membongkar kuburan jika memang ada tujuan tertentu yang membawa maslahat, baik yang sifatnya pribadi maupun umum.
Dalilnya adalah hadist Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata :
أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أُبَيٍّ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ حُفْرَتَهُ فَأَمَرَ بِهِ فَأُخْرِجَ فَوَضَعَهُ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَنَفَثَ عَلَيْهِ مِنْ رِيقِهِ وَأَلْبَسَهُ قَمِيصَهُ
“ Bahwasanya Rosulullah saw mendatangi kuburan Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul,  dan memintanya untuk dikeluarkan lagi, sehingga diletakkan di lututnya dan ditiupnya dengan ludahnya dan diselimuti dengan pakaiannya “ ( HR Bukhari dan Muslim ).
Berkata Ibnu Hajar : “ Hadits ini menunjukkan kebolehan membongkar kuburan karena maslahat mayit, seperti menambahkan barakah kepadanya ( dalam hal ini karena tiupan dan dan dikenakan baju Rasulullah saw ) “ ( Fathu al Bari : 3/164 )
Hal ini dikuatkan dengan atsar Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu  juga yang menyebutkan :
دُفِنَ مَعَ أَبِي رَجُلٌ فَلَمْ تَطِبْ نَفْسِي حَتَّى أَخْرَجْتُهُ فَجَعَلْتُهُ فِي قَبْرٍ عَلَى حِدَةٍ
"Seorang laki-laki dikuburkan bersama dengan bapakku, namun  perasaanku tidak enak, hingga akhirnya aku keluarkan beliau dari kuburan  dan aku kuburkan beliau dalam satu liang kubur sendiri.” ( HR Bukhari )
Dalam riwayat lain dijelaskan bahwasanya Abdullah orang tua dari   Jabir bin Abdullah terbunuh dalam perang Uhud, dia dikuburkan dalam satu lubang dengan seseorang yang tidak berkenan di hati Jabir. Setelah enam bulan berlalu, maka jasad bapaknya tersebut dikeluarkan dari kuburan, kemudian dikuburkannya sendiri di tempat lain.
Sebab-Sebab Dibolehkannya Membongkar Kuburan
Adapun sebab-sebab dibolehkan membongkar kuburan menurut mayoritas ulama adalah jika diperkirakan mayit sudah punah, tidak tersisa dari anggota badannya, serta telah menjadi tanah.( Al Nawawi, Al Majmu’ : 5/233, Ibnu Qudamah, Al Mughni : 2/511, Ibnu Hazm, Al Muhalla : 2/32 ) Tempat bekas kuburan yang telah punah seperti ini bisa difungsikan sebagai tempat kuburan baru, atau dibangun jalan umum atau hal-hal lain yang mengandung maslahat umum. Tetapi tidak dibenarkan jika dijadikan tempat bercocok tanam atau dibangun di atasnya pabrik atau pusat pusat perbelanjaan (mall ) yang dimiliki oleh seseorang, karena tanah kuburan adalah milik masyarakat umum, maka harus dikembalikan lagi fungsinya kepada mereka.
Begitu  juga, jika seorang mayit muslim yang dikubur tidak menghadap kiblat, atau belum dimandikan, atau belum dikafani, maka dibolehkan untuk dibongkar lagi, agar posisinya menghadap kiblat, dan dimandikan serta dikafani terlebih dahulu, bahkan para ulama dari kalangan  Syafi’iyah dan Hanabilah mewajibkan hal tersebut. Tentunya hal ini dilakukan selama mayit masih dalam keadaan bagus dan tidak rusak.

Begitu juga, jika seorang perempuan yang sedang hamil meninggal dunia dan langsung dikuburkan, padahal menurut perkiraan para ahli, bahwa anak yang ada dalam perutnya masih bisa diselamatkan, maka dalam hal ini dibolehkan, bahkan diwajibkan untuk membongkar kuburannya serta membedah perut sang mayit untuk mengeluarkan bayi yang diperkirakan masih hidup tersebut.
Begitu juga, jika seseorang yang tidak diketahui identitasnya ditemukan tewas di jalan atau terseret banjir atau terdampar di pantai, setelah dikubur, tiba-tiba datang seseorang yang mengaku bahwa orang tersebut adalah bapak atau suami atau istrinya, dan dia meminta hak atas warisan yang ditinggalnya, maka dalam keadaan ini boleh atau wajib dibongkar kuburannya untuk membuktikan pengakuaannya tersebut. ( As Syarbini, Mughni Al Muhtaj : 1/367 )
Membongkar kuburan juga dibolehkan untuk keperluan penyelidikan suatu kasus kejahatan yang hendak diungkap.

Membongkat Kuburan Umat Masa Lalu
Para ulama membolehkan untuk membongkar kuburan umat-umat yang telah berlalu, karena Rosulullah saw dan para sahabatnya pernah membongkar kuburan kaum musyrikin yang telah rusak di kota Madinah, sebagaimana dalam hadist panjang yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.( HR Bukhari, no : 418 dan Muslim, no : 523 ).
Selain itu, jika kuburan-kuburan yang telah punah dan rusak tersebut dibiarkan, maka akan menghambat pembangunan dan membiarkan tanah kosong dan mubadzir, maka dianjurkan untuk memanfaatkan tanah tersebut, tentunya setelah kuburan tersebut dibongkar dan dipindahkan ke tempat lain jika masih ada sisa –sisa anggota tubuh mereka.
Hukum Memindahkan Mumi
Bagaimana hukumnya memindahkan kuburan para mumi yang ada di Mesir ?  Sebagaimana diketahui bahwa tujuan menguburkan mayit adalah menghormatinya sebagai manusia dan menjaganya dari binatang buas pemangsa daging, serta menutup  baunya agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Para mumi yang diawetkan ( dibalsem ) dengan bahan tertentu, ternyata jasadnya masih utuh dan baunya biasanya tidak sebusuk mayit biasa. Sehingga sebagian ulama  membolehkan untuk memindahkan mereka di tempat-tempat khusus, selain untuk keperluan penilitian ilmiyah, para mumi tersebut adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah swt dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya. Ini sesuai dengan firman Allah swt tentang kisah tenggelamnya Fir’aun :
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“ Maka pada hari ini, kami selamatkan badanmu, agar menjadi pelajaran bagi orang yang datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” ( Qs Yunus : 92 )
Jakarta, 20 Agustus 2008

Bumi Ini Akan Diwarisi Orang-Orang Yang Bertaqwa ( 1 )

khutbah idul fitri
( Khutbah Idul Fitri 1429, di Masjid Al Azhar Kalimalang Bekasi ) Alhamdulillah pada pagi hari ini, kita diberi kenikmatan dan kesempatan oleh Allah swt untuk menyelesaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Kenikmatan ini harus kita syukuri dengan sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah swt :
وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“ Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu meng-agungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” ( Qs Al Baqarah : 185 )

Salah satu bentuk kesyukuran kita kepada Allah swt adalah kita bertakbir, bertahmid dan bertasbih, meng-agungkan kebesaran Allah swt,…
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَ إلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
kita meng-agungkan Allah swt karena Dia telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita bisa menjadi orang Islam, menjadi orang beriman, menjadi pengikut nabi Muhammad saw … Inilah kenikmatan yang paling besar dalam kehidupan kita di dunia ini. Ini sesuai dengan firman Allah swt :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
“ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai  agama bagimu.” ( Qs Al Maidah : 3 )
Allahu Akbar (3x), wa lillahil hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Pada kesempatan pagi hari ini, marilah kita merenungi salah satu firman Allah swt yang mengisahkan perjuangan nabi Musa as beserta para pengikutnya ketika menghadapi kekejaman Fir’aun dan balatentaranya, sebagaimana yang tersebut didalam surat Al A’raf 127-128  :
وَقَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِ فِرْعَونَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءهُمْ وَنَسْتَحْيِـي نِسَاءهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللّهِ وَاصْبِرُواْ إِنَّ الأَرْضَ لِلّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“ Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka; dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka".
Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."( Qs Al A’raf : 127-128 )
Ma’asyiral Muslimin ….dari ayat di atas, kita bisa mengambil beberapa pelajaran, diantaranya adalah :
Pertama : Bahwa orang-orang yang berpegang teguh dengan ajaran- ajaran Allah swt serta mengajak masyarakat untuk kembali kepada Allah swt seringkali mereka menjadi korban penindasan para penguasa. Pada ayat di atas Allah swt menerangkan bahwa Fir’aun dan kroni-kroninya memberikan stigma kepada nabi Musa dan pengikutnya dengan stigma negative. Mereka dituduh sebagai kelompok yang membuat kerusakan di muka bumi ini, padahal justru sebaliknya, nabi Musa dan para pengikutnya, begitu juga para ulama dan da’I, mereka sebenarnya hanya menyampaikan perintah-perintah Allah swt, dan mengajarkan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat, agar mereka bisa hidup bahagia dan sejahtera di dunia ini dan di akherat kelak.
Kedua : Bagaimana sikap nabi Musa, ketika mendapatkan tekanan-tekanan, penindasan demi penindasan serta tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar yang terus menerus dilancarkan oleh Fir’aun dan kroni-kroninya ? Jawabannya seperti yang disebutkan oleh Allah swt di atas bahwa beliau berwasiat kepada para pengikutnya dengan tiga hal yang sangat penting, yang mana ketiga hal tersebut kalau kita renungkan dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kehidupan kita akan bahagia dan sejahtera, bahkan kita akan dijadikan oleh Allah sebagai golongan yang akan beruntung dan mendapatkan kemenangan di akhir kehidupan ini.  Ketiga wasiat nabi Musa itulah yang akan kita bahas pada pagi hari ini.
I .Selalu Meminta Pertolongan Kepada Allah Dalam Segala Keadaan
Wasiat nabi Musa yang pertama adalah :   اسْتَعِينُوا بِاللّه    agar kita selalu meminta pertolongan kepada Allah swt dalam segala masalah yang kita hadapi. Karena kita tidak akan bisa  melaksanakan ibadah dengan baik tanpa pertolongan Allah swt. Oleh karenanya, Allah swt memerintahkan kita untuk membaca surat Al Fatihah setiap harinya, paling tidak 17 kali, karena di dalamnya terdapat ajaran untuk meminta pertolongan kepada Allah di dalam melaksanakan ibadah sehari-hari, Allah berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“ Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” ( Qs Al Fatihah : 5 )
Dalam ayat at tersebut, Allah swt telah menggabungkan antara ibadah dengan isti’anah  untuk bisa beribadat dengan baik  : ( meminta pertolongan ). Hal itu menunjukkan bahwa tidak mungkin kita bisa melaksanakan ibadah dengan baik tanpa adanya pertolongan dari Allah swt. Oleh karena itu, Rosulullah saw selalu memohon pertolongan kepada Allah swt agar diteguhkan hatinya
اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
“ Ya Allah, tolonglah aku agar aku bisa selalu berdzikir mengingat-Mu, dan agar aku selalu bersyukur terhadap nikmat-nilmat-Mu, serta agar aku selalu bisa beribadah dengan baik kepada-Mu. “
Memohon pertolongan kepada Allah swt bisa berwujud do’a dan dzikir, karena keduanya adalah wujud permintaan pertolongan kepada Allah swt. Oleh karena itu dalam berbagai hal, Allah swt selalu memerintahkan kepada kaum muslimin untuk banyak berdzikir dan mengingat-Nya. Diantara keadaan-keadaan yang kita diperintahkan untuk mengingat Allah swt adalah :
1/ Ketika menyelesaikan ibadah sholat dan bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah swt . Allah swt berfirman :
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung’ ( Qs Al Jum’at : 10 )
Dalam ayat di atas Allah menjelaskan kepada kita bahwa keberuntungan di dalam menjalankan perniagaan, begitu juga keberuntungan di dalam menjalani kehidupan yang lebih luas baik di dunia maupun di akherat adalah dengan memperbanyak dzikir dan mengingat Allah swt.
2/ Ketika menghadapi musuh di medan peperangan. Allah berfirman :
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ
“  Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” ( Qs Al Anfal : 45 )
Dalam ayat tersebut, Allah swt menerangkan bahwa salah satu unsur kemenangan di dalam medan peperangan adalah selalu menyebut nama Allah swt sebanyak-banyaknya, karena kemenangan semata-mata pemberian Allah swt bukan karena kekuatan dan kemampuan kita.
3/ Ketika hati resah.
Allah swt memerintahkan kepada kaum muslimin untuk selalu mengingat Allah swt dalam setiap saat agar hati menjadi tenang. Allah swt berfirman :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“  (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( Qs Ar Ra’du : 28 )

II. Sabar Adalah Bekal Untuk Menjadi Pemimpin
Allahu Akbar (3x), wa lillahil hamd….

Ma’asyiral Muslimin….
Wasiat nabi Musa as yang kedua adalah : agar kita selalu bersabar di dalam menghadapi ujian dan cobaan yang menimpa diri kita. Untuk melatih kesabaran tersebut,  Allah swt mewajibkan kita sebagai kaum muslimin untuk berpuasa penuh pada bulan Ramadhan dengan tujuan agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa . Sebagaimana firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”( Qs Al Baqarah: 183 )
Di dalam ibadah puasa, kita dilatih untuk bersabar dan menahan diri…. karena tidak mungkin seseorang bisa menyelesaikan ibadah puasa ini kecuali dengan kesabaran yang penuh, bagaimana tidak ? seseorang yang berpuasa bersabar menahan rasa lapar dan haus… bersabar meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa walaupun pada asalnya sesuatu itu mubah… dan ini berlangsung satu bulan penuh. Maka dengan modal kesabaran ini seseorang diharapkan menjadi orang-orang yang bertaqwa …karena salah satu arti taqwa adalah menahan diri dari apa-apa yang dilarang oleh  Allah swt.
Untuk mencapai ketaqwaan tersebut, selain dengan kesabaran menjalankan ibadah puasa, begitu juga harus dilalui dengan kesabaran di dalam menjalankan ibadah sholat, karena sholatpun tidak mungkin dilakukan dengan sempurna dan khusu’ sesuai dengan rukun dan syarat-syaratnya kecuali dengan kesabaran yang penuh. Allah memerintahkan kepada seluruh orang tua untuk mendidik anaknya dengan sabar agar mereka terus  mengerjakan ibadah sholat :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” ( Qs Toha : 132 )
Hal ini dikuatkan oleh firman Allah swt :
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
" Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhhya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang  khusu' , ( yaitu ) orang-orang yang menyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya " ( QS Al Baqarah : 45 -46 )
Ayat di atas menunjukkan bahwa mengerjakan sholat dengan sempurna sungguh sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusu’, yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan kembali kepada Allah swt.
Bahkan Allah swt telah menjelaskan kepada kita bahwa pahala yang besar disisi Allah tidak bisa diraih kecuali dengan beriman dan beramal sholeh dan tidak ada yang mampu mengerjakan itu kecuali orang-orang yang sabar.
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
“ Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".( Qs Qashas : 80 )
Salah satu unsur-unsur yang menentukan kemenangan umat Islam di dalam peperangan adalah bersabar, karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar .
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“  Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” ( Qs Al Anfal : 45-46 )
Dari keterangan ayat-ayat di atas, kita bisa menyimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini :
Pertama : Bahwa tujuan diwajibkannya kita berpuasa adalah supaya kita bisa menjadi orang yang bertaqwa. Salah satu hikmahnya bahwa dengan puasa kita dilatih untuk bersabar. Jadi dengan sabar kita akan sampai pada derajat ketaqwaan.
Kedua : Sarana untuk melatih kesabaran bukan hanya terdapat dalam puasa saja, akan tetapi terdapat juga dalam ibadah-ibadah lain, seperti sholat, dan jihad di jalan Allah swt serta amal-amal sholeh yang lain.
Ketiga ; Ternyata kita dapatkan bahwa kesabaran bisa mengantarkan kaum muslimin pada kemenangan di dalam medan peperangan. Begitu juga bisa mengantarkan kepada kemenangan melawan hawa nafsu, maka ketika telah menyelesaikan puasa selama satu bulan penuh, kita diperintahkan untuk merayakan kemenangan tersebut pada hari raya Idul Fitri seperti ini, di mana umat Islam kembali lagi kepada fitrahnya setelah satu bulan berperang dan mampu mengalahkan syetan-syetan.
Keempat : Dengan kesabaran ini pula umat Islam, bahkan umat-umat yang lalu berhak menjadi pemimpin di dunia ini. Lihatlah bagaimana Allah swt berfirman :
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat kami.” ( Qs As Sajdah 24 )
Berkata para ulama berdasarkan ayat ini :
إنما تنال الولاية بالصبر و اليقين
“ Sesungguhnya kepemimpinan itu didapat dengan sabar dan keyakinan “
Imam Qurtubi menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud para pemimpin pada ayat di atas adalah para nabi dan rosul, karena mereka selalu sabar di dalam melaksanakan perintah-perintah Allah, bersabar di dalam menjauhi larangan-larangan-Nya serta sabar dengan segala ujian dan cobaan yang menimpa mereka.
Hal ini dikuatkan dengan firman Allah swt :

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُواْ يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَآئِيلَ بِمَا صَبَرُواْ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُواْ يَعْرِشُونَ
“ Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka “ .(Al A’raf : 135 )
Ayat di atas menjelaskan beberapa masalah :
Pertama : Allah berjanji akan memberikan kemenangan dan kekuasaan bagi orang-orang yang tertindas di belahan bumi manapun juga, baik di belahan timur maupun barat. Ini sesuai juga dengan firman Allah swt :
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
“ Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” ( Qs Al Qashas : 5 )
Kedua : Selain itu, Allah juga berjanji akan memberkati bumi yang akan ditempati orang-orang yang menang tadi dengan ditumbuhkannya berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Inilah yang dimaksud bumi yang diberkati oleh Allah swt : (الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا )
Ketiga : Itu semua bisa teralisir dan terwujud dengan syarat : mereka harus bersabar menghadapi berbagai ujian dan cobaan.
Keempat : Allah akan menghancurkan kerajaan dan kekuasaan orang-orang yang dzalim berikut bangunan-bangunan yang selama ini mereka bangun

Peran Masjid dalam Menjaga Fitrah

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ ، نَحْمَدُهُ ، وَنَسْتَعِيْنُهُ ، وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ .وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ .يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءلونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا .
أ للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْراَهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْد ٌمَجِيْدٌ ، أ للَّهُمَّ ٌ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعلَىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْد ٌمَجِيْدٌ

الله أكبر الله أكبر الله أكبر … لاَ إلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.…  اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً ،… لاَ إلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullahu ….
Alhamdulillah…. kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena berkat nikmat-Nya pada pagi hari ini,  kita bisa berada di tempat ini untuk melaksanakan sholat I’ed berjama’ah.
Alhamdulillah…kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena hanya dengan taufiq-Nya, kita bisa menyelesaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Kenikmatan-kenikmatan seperti ini, harus kita syukuri dengan sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah swt :
وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“ Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu meng-agungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” ( Qs Al Baqarah : 185 )
Salah satu bentuk kesyukuran kita kepada Allah swt adalah kita bertakbir, bertahmid dan bertasbih, meng-agungkan kebesaran Allah swt seraya mengucapkan :
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَ إلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
Kita meng-agungkan Allah swt, karena Dia telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita bisa menjadi orang Islam, menjadi orang beriman, menjadi pengikut nabi Muhammad saw … Inilah kenikmatan yang paling besar dalam kehidupan kita di dunia ini. Ini sesuai dengan firman Allah swt :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
“ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai  agama bagimu.” ( Qs Al Maidah : 3 )
Allahu Akbar (3x), wa lillah al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Pada hari ini, semua orang yang telah melakukan puasa selama bulan Ramadhan dengan benar dan ikhlas, akan bergembira merayakan kemenangan mereka atas hawa nafsu, sehingga mereka kembali kepada fitrah mereka yang suci…Inilah makna yang terkandung dalam “ Idul Fitri “, yaitu kembali kepada fitrah.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa sebenarnya hakekat fitrah yang terkandung di dalam Idul Fitri tersebut ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita merenungi hadist  Abu Hurairah ra  bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ{ فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ }
“ Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi –sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ‘ kemudian beliau membaca firman Allah yang berbunyi: ‘…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.’ (QS. Ar Ruum (30): 30 (  HR Bukhari, no :  4402, Muslim )
Hadist di atas menjelaskan bahwa sebenarnya setiap dari bayi yang lahir berada dalam keadaan fitrah. Fitrah yang dimaksud adalah Islam dan Tauhid, artinya bahwa setiap bayi yang lahir siap untuk menerima kebenaran. Hanya saja kedua orang tuanya- lah yang merusak fitrah bayi tersebut, atau dengan kata lain bahwa lingkungannya yang akan merusak fitrah itu…..
Allahu Akbar (3x), wa lillahi al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Setiap dari kita sebenarnya punya jiwa yang bersih …jiwa yang mengenal Allah swt….jiwa yang mudah untuk diajak untuk mengerjakan kebaikan…jiwa yang bergetar jika disebut nama Allah…jiwa yang luluh jika dibacakan ayat-ayat al Qur’an….
Tetapi lingkungan di mana kita hiduplah yang membuat fitrah kita berubah…  teman pergaulan kita yang membuat kita tidak lagi pernah menangis karena takut kepada Allah, kesibukan kita mengejar dunia yang membuat hati kita menjadi keras …bahkan lebih keras dari batu…
Gemerlapnya kehidupan dunia…. terutama di kota-kota besar seperti Jakarta ini … membuat sebagian dari kita ternodai fitrahnya …hatinya  tidak pernah mengenal Allah lagi.. tidak pernah berdo’a kepada-Nya.. tidak pernah bersimpuh, tunduk, tersungkur serta sujud kepada-Nya…bahkan tidak lagi memohon ampunan dan maghfirah atas segala dosa-dosa yang selama ini dilakukannya ….Lingkungannya yang tidak bersih… yang telah menghempaskan dirinya kejurang kehancuran...teman bergaulnya yang salah akan menyeretnya kepada kehinaan yang berkepanjangan…
Allahu Akbar (3x), wa lillahi al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Hari ini kita kembali kepada fitrah …kita kembali mempunyai hati yang bersih …hati yang telah mengenal Allah selama satu bulan penuh….,marilah kita jaga hati ini…dan jangan kita kotori lagi dengan hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah swt..
Tapi bagaimana caranya ? Caranya adalah dengan mencari lingkungan yang baik…memilih teman bergaul yang sholih ..yang selalu mengajak kepada kebaikan …dan melarang segala macam kemungkaran.
Lingkungan sangat penting di dalam membina keimanan kita, di dalam membina generasi kita, dan di dalam menjaga ibadah kita….
Karena pentingnya lingkungan tersebut, Allah swt memerintahkan kepada para utusan-Nya, yaitu para nabi dan rasul-Nya agar berhijrah untuk mencari tempat yang kondusif di dalam menjaga fitrah mereka.
Allah berfirman :
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللّهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلى اللّهِ وَكَانَ اللّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“ Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( Qs An Nisa’ : 100 )
Bahkan Allah swt mengecam orang-orang yang tidak mau berhijrah ...tidak mau mencari tempat yang aman untuk beribadah…bahkan dia  tetap rela dan merasa nyaman dengan lingkungan yang sudah rusak. Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا فَأُوْلَـئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءتْ مَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri], (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali ( Qs An Nisa : 97 )
Begitu juga Rasulullah saw dalam banyak hadistnya telah menjelaskan kepada kita umat Islam akan pentingnya lingkungan untuk menjaga keyakinan dan ibadah kita ...
Salah satunya adalah hadist Abu Musa Al Asy’ari bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
"Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya, sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap". ( HR Bukhari, no : 1959 dan Muslim, no : 4762)
Allahu Akbar (3x), wa lillahi al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Adapun lingkungan yang paling baik dan kondusif untuk menjaga fitrah dan keimanaan kita untuk saat ini dan pada zaman modern ini  adalah masjid…masjid adalah tempat yang suci dan di dalamnya selalu dilantukan ayat-ayat Allah.. di dalamnya orang-orang sujud kepada kepada Allah.. mengharap ridho dan ampunan-Nya.  Di dalamnya tidak boleh disembah kecuali Allah swt. Allah swt berfirman :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“ Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” ( Qs al Jin ( 72 ): 18 )
Masjid adlah rumah-rumah Allah,  yang selalu dikumandangkan dan dimuliakan nama-nam-Nya, orang-orang memuji-Nya, berdzikir bertasbih siang dan malam.  Allah swt berfirman :
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
“ Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang “ ( Qs An Nur : 36 )
Orang-orang yang menjadikan masjid sebagai pusat kehidupannya dan tempat tautan hatinya, mereka akan dinaungi oleh Allah swt  pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Tersebut di dalam hadits  Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
"Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid,(HR Bukhari, no :   620 dan Muslim, no : 1712) dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis."
Rasulullah saw sendiri telah memberikan contoh nyata di dalam memakmurkan masjid sebagai rumah Allah swt…yaitu ketika beliau berhijrah ke kota Madinah untuk membentuk masyarakat baru, masyarakat yang Islami, maka yang dilakukan pertama kali oleh beliau adalah mendirikan masjid dan menjadikannya sebagai Islamic Centre…. Menjadikannya  sebagai pusat pembinaan umat….sebagai pusat kegiatan dan ibadah…di dalamnya diajarkan al Qur’an dan sunah-sunahnya, di dalamnya diajarkan kepekaan sosial dan rasa kebersamaan…saling tolong menolong satu dengan yang lain…saling mengenal…saling memberi…maka tak ayal jika dari masjid akan terbentuk masyarakat yang kuat dan tangguh…
Allahu Akbar (3x), wa lillah al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Alhamdulillah kita ucapkan syukur kepada Allah swt, karena hari ini kita telah mempunyai masjid yang telah berdiri cukup besar dan megah …marilah kita syukuri nikmat ini …. Kita syukuri dengan memakmurkannya,  memanfaatkannya untuk sholat berjama’ah lima waktu, untuk banyak bertasbih di dalamnya, untuk membersihkan diri,  untuk menjaga fitrah yang masih suci ini …Mudah-mudahan dengan itu semua kita akan mendapatkan hidayah dari Allah swt. Allah swt berfirman :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“ Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( Qs At Taubah : 18 )
Di dalam masjid inilah orang-orang yang baik akan berkumpul…orang-orang yang ingin membersihkan diri akan saling bertemu.
Allah swt berfirman :
لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
“ Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” ( Qs At Taubah : 108 )
Dengan demikian, semakin jelas bahwa masjid adalah lingkungan yang paling baik untuk menjaga diri…untuk membersihkan diri…serta untuk meraih fitrah yang suci….
Mudah-mudahan dengan seringnya kita pergi ke masjid untuk memakmurkannya, untuk menegakkan sholat jama’ah dan menimba ilmu di dalamnya, serta menjadikannya sebagai pusat kegiatan umat Islam…. hati kita dan fitrah suci  yang hari ini kita raih… bisa terus terjaga sampai akhir hayat kita ….amin ya rabbal ‘alamin
Allahu Akbar (3x), wa lillahi al hamd
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh Allah swt ….
Marilah kita tutup khutbah ini dengan menengadahkan tangan kita kepada Allah swt,mudah-mudahan kita dimasukkan kedalam golongan orang – orang yang benar-benar memakmurkan masjid dan  mendapatkan hidayah dari Allah swt .
أ للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْراَهِيْمَ ، ٌ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعلَىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْد ٌمَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَات
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka .
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Jakarta, 28  Ramadhan 1431 H/ 8 September 2010 M
DR. Ahmad Zain An Najah, MA

Buat menu dengan memanfaatkan laman






Assalamu'aaikum warahmatullah wbarakatuh...
gimana kabarnya teman2, masih sehat semua khan,,,? kali ini kita akan belajar membuat menu dengan menggunakan laman yang ada pada blog kita,,,, mau tahu,,,? ikuti cara berikut.:

Awas Shopaholic, Gaya Hidup Mewah yang Menjerumuskan

Siapa tak kenal Uci, gadis imut yang selalu tampil dengan keluaran terbaru. Di sekolahnya, Uci adalah trendsetter untuk melihat mode terbaru, baik fesyen, gadget, maupun kendaraan terbaru. Seragam sekolah memang selalu dikenakannya setiap hari. Namun, kesibukannya sebagai seorang sosialita sekolah, membuatnya seringkali bolak-balik ke sekolah di hari libur, sehingga teman-temannya dapat melihat tampilan Uci “dibalik seragamnya.”
Gadget terbaru selalu ada di genggamannya. Sampai-sampai guru-guru di sekolah pun kalah aksi jika sudah mengeluarkansmartphone atau notebook. Pasti kalah update bila dibandingkan dengan pegangan Uci. Belum lagi motor yang menemani Uci tiba di sekolah. Tak terhitung berapa kali Uci ganti motor dalam setahun. Motor?? Iyalah, Jakarta macetgitu loh! “Bawa mobil kapan nyampe’nya!,” begitulah jawab Uci, bila ditanya kenapa tak mengendarai mobil saja.

Siapa Saja Jaringan Israel di Indonesia?

Sejatinya banyak orang Indonesia yang  menjadi bagian dari jaringan Zionis-Israel.  Anehnya justeru yang banyak membangun “connection” (hubungan jaringan) dengan Zionis-Israel dari kalangan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Kalau beberapa hari lalu, di dunia Arab geger, dan bahkan parlemen Mesir mengajukan resolusi, yang mengecam dan menginginkan agar Mufti Al-Azhar Dr. Ali Juma’ah dipecat sebagai Mufti  Al-Azhar, karena melakukan kunjungan ke Jerusalem. Di mana Jerusalem masih dibawah pendudukan Zionis-Israel. Kunjungan Ali Juma’ah itu, dinilai memberikan legitimasi (pembenaran) atas pendudukan dan penjajahan Jerusalem oleh Zionis-Israel.